KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Rabb yang
telah menurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi umat manusia dalam menempuh
jalan yang benar dan berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “KEJUJURAN DALAM PERKATAAN DAN
PERBUATAN“
Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahlimpahkan kepada Rasulillah Muhammad SAW pemberi uswah (teladan) dan
bimbingan tentang perlunya kita memiliki sifat jujur sekaligus mempraktekkannya
dalam aktifitas kehidupan kita sehari-hari.
Terselesaikannya makalah ini tidak
terlepas dari bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak, oleh karenanya dalam
lembar muqaddimah ini, izinkan kami menyampaikan terima kasih banyak kepada;
1. Bapak Ali Mahsun selaku Guru
pembimbing mapel Al-Qur’an Hadist yang senantiasa sabar dalam membina dan
mengarahkan kami.
2. Semua anggota kelompok kami yang
telah menuangkan pikiran dan mencurahkan tenaganya dalam penyusunan makalah
ini.\
3. Semua pihak terkait yang telah ikut
andil membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.
Akhirnya kritik saran dari pembaca,
dengan senag hati siap kami terima, semoga usaha penulisan makalah ini tidak
sia-sia dan semoga Alloh SWT memberikan manfaat dan ridlaNya kepada kita semua.
Amin.
Wassalam.
Losari, ……….. 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Manusia pada dasarnya ingin memperoleh hasil yang
memuaskan dari setiap usaha yang mereka lakukan, mereka tidak ingin mengalami
kegagalan dalam segala hal, usaha dhahir perlu dilakukan, usaha bathin juga
perlu dilaksanakan, karena kita tau bahwa manusia hanya bisa berusaha, Allah
SWT yang akan menentukan hasilnya.
Pentingnya moral atau akhlaq dalam kehidupan diberbagai
aspek sangat diperhitungkan. Dalam dunia bisnis, dalam akhlaq merupakan faktor
utama bagi kesuksesan seseorang dalam mempertahankan usahanya. Begitu juga
dalam hal kepemmpinan sesorang,menjaga kredibilitas dan kepercayaan akhlaq
pribadi akan menjadi sorotan bagi banyak orang.
Namun tidak jarang kita humpai di liku kehidupan ini
kemrosotan moral dan akhlaq. Mulai dari pelajar hingga para pejabat
negara,salah satunya adalah perilaku tidak jujur. Mereka tidak jujur dalam
berbuat ataupun berucap sehingga melanggar nilai-nilai agama yang seharusnya
dijunjung tinggi dimanapun dan kapanpun. Al Qur’an dan Assunah sendiri banyak
yang menyinggung masaah demikian.
B. Rumusan masalah
Pada makalah ini pembahasan akan difokuskan kepada
beberapa materi. Meskipun tidak jarang telinga kita sudah tidak asing mendengar
kata jujur namun terkadang pemahaman kita tentang kejujuran masih pelu
dipertanyakan.
Disini kita akan membahas mengenai efinisi kemudian
setelah mengetahui apa itu pengertian jujur kita akan membahas mengenai
dalil-dalil yang menunjukkan perintah untuk jujur,baik itu dalam Al Qur’an
maupun Hadist. Untuk mengetahui secara mendalam tentang kejujuran maka
pembahasan disini juga fokus tentang macam dan keutamaan kejujran dan kemudian
aplikasi kejujuran dalam kehidupan beserta dampak negatif dari orang yang tidak
jujur. Karena di masyarakat baik itu dalam lingkup pemerintahan,pendidikan
maupun aspek yang lain tidak sedikit kita jumpai minimnya sifat kejujuran yang
tertanam dalam tiap diri seseorang.
BAB II
MEMPERTAHANKAN KEJUJURAN SEBAGAI
CERMIN KEPRIBADIAN
1. Pengertian Jujur
Dalam bahasa arab, kata jujur semakna dengan “as-sidqu”atau “siddiq” yang
berarti benar atau berkata benar. Lawan katanya adalah dusta, atau dalam bahasa
arab “al-kazibu”.
Secara
istilah, jujur atau as-sidqu bermakna :
1. Kesesuaian antara ucapan dan
perbuatan
2. Kesesuaian antara informasi dan
kenyataan
3. Ketegasan dan kemantapan hati
4. Sesuatu yang baik yang tidak
dicampuri kedustaan
2. Pembagian Sifat Jujur
Imam
al-Ghazali membagi sifat jujur sebagi berikut :
a.
Jujur dalam niat atau berkehendak
b.
Jujur dalam Perkataan (lisan)
c.
Jujur dalam perbuatan (amal)
Kejujuran
merupakan fondasi atas tegaknya suatu nilai-nilai kebenaran karena jujur
identik dengan kebenaran. Allah SWT berfirman : (qs. Al-azhab/33:70)
Allah
SWT juga berfirman : “Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan
sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (itu) sangatlah di benci disisi Allah SWT
jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”
Perilaku
jujur dapat mengantarkan pelakunya menuju kesuksesan dunia dan akhirat.Jujur
adalah sikap yang tulus dalam melaksanakan sesuatu yang diamanatkan, baik
berupa harta maupun tanggung jawab.Orang yang melaksanakan amanat disebut
al-Amin, yakni orang yang terpercya, jujur dan setia.
Diantara
factor yang menyebabkan Nabi Muhammad SAW berhasil dalam membangun masyarakat
Islam adalah karena sifat-sifat dan akhlaknya yang sangat terpuji.Salah satu
sifatnya yang menonjol adalah kejujurannya sejak masa kecil sampai akhir hayat.
Kejujuran
akan mengantarkan seseorang mendapatkan cinta kasih dan keridhaan Allah SWT.
Sedangkan kebohongan adalah kejahatan tiada tara, yang merupakan factor terkuat
yang mendorong seseorang untuk berbuat kemunkaran dan menjerumuskannya ke
jurang neraka.
Kejujuran
sebagai sumber keberhasilan, kebahagiaan, serta ketentraman, harus dimiliki
oleh setiap muslim. Sedangkan kebohongan adalah muara dari segala keburukan dan
sumber dari segala kecaman karena akibat yang ditimbulkannya a.dalah kejelekan,
dan hasil akhirnya adalah kekejian.Akibat yang ditimbulkan oleh kebohongan
adalah Namimah (mengadu domba), sedangkan namimah dapat melahirkan kebencian.
4.
Ayat-ayat
Al-Qur’an dan Hadist tentang Perintah Berlaku jujur
a. Q.S al-maidah/5:8
Artinya:
hai
orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku
adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada allah,
sesungguhnya allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS: al-maidahayat:
2.
Q.S At-Taubah/9:119
“Wahai
orang-orang yang beriman!Bertaqwalah kepada Allah SWT., dan bersamalah kamu
dengan orang-orang yang benar.”
Kandungan yang
terdapat pada ayat tersebut :
Dalam ayat ini
Allah SWT menunjukkan seruan-Nya dan memberikan bimbingan pada orang-orang yang
beriman pada-Nyadan Rosul-Nya, agar mereka tetap dalam ketaqwaan dan
mengharapkan ridho-Nya, dengan cara menunaikan segala kewajiban yang telah
ditetapkan-Nya, dan menjauhi segala larangan yang tela ditentukan-Nya dan
hendaklah senantiasa bersama orang-orang yang benar dan jujur, mengikuti
ketaqwaan, kebenaran dankejjuran mereka. Dan jangan bergabung kepada kaum
munafiq yang selalu menutupi kemunafiqkan mereka dengan kata-kata dan perbuatanbohong
serta ditambah pula dngan sumpah palsu dan alasan-alasan yang tidak benar.
2.
Hadist dari Abdullah bin Ma’ud ra.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Ma’ud ra., Rasulullah saw.
Bersabda :
“Hendaklah kamu berlaku jujur karena
kejujuran menuntunmu pada kebenaran, dan kebenaran menuntunmu ke surge.Dan
senantiasa seseorang berlaku jujur dan selalu jujur sehingga dia tercatat di
sisi Allah SWT.Sebagai orang yang jujur.Dan hindarilah olehmu berlaku dusta
karena kedustaan mununtumu pada kejahatan, dan kejahatan menuntunmu ke neraka.
Dn seseorang senantiasa berlaku dusta dan selalu dusta sehingga dia tercatat di
sisi Allah SWT sebagai Pedusta..” (H.R. Muslim)
Kandungan Hxadist :
Kandungan hadist di atas
Menceritakan tentang rasulullah saw. Akan melakuka gazwah (penyerangan) ke Tbuk
untuk menyerang tentara Romawi dan orang-orang Kristen di Syam.
Manfaat jujur dalam kehidupan sehari-hari
:
a. HidupTenang jikalau kita sering jujur,
maka tidak akan ada rasa khawatir / merasa bersalah atas sikap yang kita lakukan.
Selain itu, kita juga bisa menabung untuk masuk surga.
b. Mendapat Pekerjaan jika kita menjadi
orang yang jujur, maka kita dapat dipercaya orang lain dalam melakukan suatu hal.
Selain itu, aura yang keluar juga akan terlihat positif.
c. Banyak Teman kejujuran membuat
orang-orang disekitar kita akan senang dengan kita. Mereka menganggap kalau kita
adalah orang yang dapat dipercaya.
d. Memperoleh kesuksesan Dengan memiliki
sifat jujur orang akan memperoleh kesuksesan. Contoh : ada seorang pengusaha
yang sukses. Ia bisa sukses karena Ia bisa dipercaya oleh banyak orang. Para
klien pun akan berdatangan dan merasa senang karena proyeknya ditangani oleh
orang yang jujur.
e. Memiliki nama baik Jikalau kita sering
berbuat jujur, maka akan banyak orang yang mengetahui hal tersebut. Jika banyak
orang yang mengetahui hal tersebut mungkin diluar-an mereka akan membicarakan tentang
kejujuran mu.
f. PedomanJikakitaseringjujur,
makakitaakanmenjadipedomanbagibanyak orang.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Jujur merupakan sifat mulia yang
menunjukkan kesesuaian antara kebenaran dengan apa yang diucapkan atau
dilakukan oleh seseorang.
2.
Banyak
di jumpai dalil dari Al Qur’an maupun Al Hadits yang membicarakan masalah
kejujuran.
3.
Macam-macam
jujur (shiddiq) seperti yang di ungkap diatas ada 5 makna:
a. Jujur dalam perkataan
b. Jujur dalam niat dan
kemauan
c. Jujur dalam
bermuamalah(pergaulan)
d. Jujur dalam berjanji
e. Jujur dalam kenyataan
Namun terdapat satu tambahan menurut
sa’id hawwa yaitu jujur dalam menempuh tangga- tangga agama.
4.
Orang
yang berperilaku jujur akan senantiasa mendapat kepercayaan dari orang lain.
Orang lain akan merasa tenteram dan nyaman bersama orang yang berperilaku
jujur.
5.
Sedangkan
orang yang berperilaku terbalik dari jujur akan senantiasa di jauhi oleh orang
lain. Irang lain akan senantiasa merasa was-was bersamanya.
6.
Orang
mukmin harus senantiasa menjadikan jujjur sabagai pakaian dimanapun dan
kapanpun ia berada.
DAFTAR PUSTAKA
1.
A’la, Abd. 2006. Induk-Induk Akhlaq
Terpuji. Yogyakarta :PT. Lukis pelangi aksara
2.
Ilyas, yunahar. 2001. Kuliyah
Akhlaq. Yogyakarta:
Lembaga Pengkajian Dan Pengalaman Islam (LPII)
3.
http://www.pak-sodikin.com/2011/11/bentuk-bentuk-dan-macam-kejujuran.html (di akses
tanggal 9 maret 2012 pukul 05.50 WIB)
4.
Muthahari, Murtaddha. 1995. Kritik
Atas Konsep Moralitas Bangsa Falsafah Dan Akhlaq. Bandung: Pustaka Hidayah